Rio Adhitya Cesart

Kita Berbagi Masalah Kita Berbagi Solusi

MAKALAH DISKUSI KEFIR

MAKALAH DISKUSI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PETERNAKAN

Kefir
Minuman probiotik murah, mudah dan berkhasiat





Oleh :
                                    Rizkiana Yulia Saputri             D1E013040
                                    Nor Anisa Damahati               D1E013051
                                    Aslam Al-Fadhil                     D1E013070
                                    Rhenda Kasih Lestari              D1E013096
                                    Azis Noor Awalludin              D1E013120
                                    Azel Fauzan                          D1E013136
                                    Rodiyyatun Rukmini              D1E013168
                                    Rio Adhitya Cesart                D1E013170
                                    Rezarkasih Ilham R.              D1E013197
                                    Rima Sagita                          D1E013235



LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014




Kefir
Minuman probiotik murah, mudah dan berkhasiat










Oleh :
                                               
KELOMPOK 1

MAKALAH  DISKUSI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PETERNAKAN


Untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikuler
Pada Program Studi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman



LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014




MAKALAH DISKUSI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PETERNAKAN

Kefir
Minuman probiotik murah, mudah dan berkhasiat



Oleh :
KELOMPOK 1


Disahkan pada tanggal : ……………………………………..





Koordinator Asisten                                       Asisten Kelompok






Devi Novita Sari                                             Arif Mardianto
D1E0110032                                                   D1E012006








KATA PENGANTAR
 
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas praktikum Mikrobiologi tentang “ Pembuatan Kefir “, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “ Pembuatan Kefir “ minuman probiotik yang mudah cara pembuatannya dengan manfaat yang banyak. Meski banyak manfaat kefir masih kurang populer di masyarakat. Oleh karena itu makalah ini juga membahas alasan kurang populernya kefir di masyarakat.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

                                                                       

Purwokerto,        Mei 2014                
                                               


                                                                                    Penyusun








I.       PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
         Kefir merupakan produk susu yang berasa asam, alkoholik, dan karbonat. Kefir berasal dari pegunungan Kaukasus di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, Rusia Barat Daya. Kefir memiliki nama yang berbeda-beda seperti kippe, kepi, khapov, khephir, dan kiaphir. Jenis susu fermentasi ini telah banyak dikonsumsi di beberapa negara Asia dan Scandinavia. 
        Kefir adalah susu fermentasi yang memiliki rasa, warna dan konsistensi yang menyerupai yogurt dan memiliki aroma khas yeasty (seperti tape). Kefir diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji kefir (kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem dari kumpulan bakteri, antara lain Streptococcus sp., Lactobacilli dan beberapa jenis ragi/ khamir nonpatogen.
       Kefir adalah susu yang difermentasi, sama halnya dengan Yoghurt dan sejenisnya, tapi kefir jauh lebih baik. Yoghurt hanya terdiri dari beberapa mikoroba, sedangkan Kefir mengandung sekitar 60 jenis mokro-flora yang berguna (beneficial bacteria/yeast). Yogurt dan kefir keduanya kaya protein, kalsium, vitamin B dan potasium. Keduanya memiliki rasa yang sama, rasa kefir sedikit asam. Perbedaannya terletak pada konsistensi dan jumlah serta jenis bakteri menguntungkan yang dikandungnya. Tidak salah bila Kefir disebut Yoghurt Super. Masyarakat barat menyebutnya sebagai "Yoghurt For Life" atau "Champagne of Yoghurt".
       Kefir memiliki perbedaan yang tipis dengan Yoghurt namun di indonesia masih belum membudaya, masih kalangan tertentu saja yaitu yang sudah mengenal Kefir. Sebenarnya jika masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan Kefir mungkin mereka akan cenderung lebih memilih Kefir daripada Yoghurt karena khasiatnya yang pasti akan langsung dapat dirasakan.Karena jumlah probiotik yang lebih tinggi dalam per porsi Kefir yang berarti potensi manfaatnya lebih besar bagi kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik dalam usus besar dapat membantu mencegah alergi dan eksim, mengurangi kembung dan sembelit, mengobati penyakit radang usus, menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah, dan mungkin mencegah kanker usus besar. Yoghurt mengandung Bakteri transisi mempertahankan kebersihan sistem pencernaan dan menyediakan makanan untuk bakteri baik, tapi Kefir benar-benar membersihkan saluran usus, sesuatu yang tidak dapat dilakukan Yoghurt.
        Kefir mengandung beberapa strain bakteri yang tidak dapat ditemukan pada yoghurt. Bakteri tersebut yaituLactobacillus Caucasus, Leuconostoc, spesies Acetobacter dan species Streptococcus. Kefir juga mengandung ragi yang bermanfaat, seperti Saccharomyces kefir dan Torula kefir, yang mendominasi, mengontrol dan menghilangkan ragi patogen yang destruktif dalam tubuh manusia.
        Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui kefir mempunyai banyak manfaat dan bisa dikatakan lebih baik dari minuman probiotik lain seperti yoghurt. Cara membuat kefir juga tergolong mudah dan bisa dibuat oleh siapa saja. Akan tetapi di Indonesia kefir masih kalah popular dengan yoghurt. Oleh karena itu makalah kami akan membahas tentang kefir, minuman probiotik yang mudah cara pembuatannya dengan manfaat yang melimpah.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara pembuatan kefir?
2.      Apa manfaat dari kefir?
3.      Apakah kefir dikenal oleh masyarakat luas?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai adalah:
1.      Mengetahui cara pembuatan kefir.
2.      Mengetahui manfaat yang terkandung dari kefir.
3.      Masyarakat luas mengetahui kefir sebagai minuman probiotik murah dan mudah cara pembuatannya.
II.    PEMBAHASAN


2.1  Materi
        Kefir merupakan produk olahan fermentasi dari susu.Kefir dibuat dengan menambahkan butiran kefir atau grains kefir ke dalam susu. Kefir merupakan produk susu fermentasi dapat dibuat dari bahan baku susu sapi, susu kambing atau susu domba dengan menambahkan bibit kefir (kefir grains) yang terdiri dari bakteri asam laktat dan khamir (Kosikwoski, 1982). Kefir adalah produk susu fermentasi yang mempunyai rasa yang spesifik sebagai hasil fermentasi bakteri asam laktat dan khamir (ragi) yang hidup bersama-sama dan saling menguntungkan. Kefir sangat bermanfaat bagi tubuh selain memperoleh nilai nutrisi yang baik, kefir juga memberikan manfaat kesehatan yaitu bermanfaat bagi pencernaan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri phatogen (Zakaria, 2009). Pendapat serupa tentang kefir juga diungkapkan oleh Kustiawan (2010) bahwa Kefir merupakan susu fermentasi menggunakan kefir grain, yang terdiri atas bakteri dan khamir. Kefir adalah salah satu produk makanan fungsional, yaitu makanan yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dan juga berkhasiat terapeutik (menguntungkan bagi tubuh) karena mengandung komponen bioaktif, sehingga berpotensi menjaga kesehatan tubuh
       Pembuatan kefir tergolong mudah dan bisa dibuat oleh siapa saja. Murah karena hanya membutuhkan susu pasteurisasi dan biji kefir. Kefir dihasilkan dari fermentasi susu yang telah dipasteurisasi kemudian ditambahkan starter berupa butir atau biji kefir (kefir grains/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem (Usmiati, 2007). Biji kefir sendiri mengandung 24% polisakarida yang bersifat lengket (antara lain mengandung amilopektin), Lactobacillus kefiri, spesies dari genus Leuconostoc, Lactococcus dan Acetobacter yang tumbuh dengan hubungan yang spesifik dan kuat, biji kefir juga mengandung khamir yang dapat memfermentasi laktosa yaitu Kluyveromyces marxianus maupun yang tidak dapat memfermentasi laktosa yaitu Saccharomyces unisporus, Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces exiguus. Biji kefir berwarna putih kekuningan dan tidak dapat larut dalam air maupun beberapa pelarut lainnya. Bila biji kefir dimasukkan dalam susu maka biji tersebut akan mengembang karena menyerap air dan warnanya berubah menjadi putih. Bibit kefir dapat dipakai ulang beberapa kali dan bibit ini diperoleh dengan cara pemisahan melalui penyaringan. Kemudian biji kefir dicuci dan direndam dalam air dingin dan disimpan pada suhu 4˚C. Penyimpanan dengan cara basah ini hanya tahan satu minggu. Bila akan disimpan dalam jangka waktu yang lama, biji kefir harus dikeringkan dengan cara dibungkus kain bersih selama 36 – 48 jam pada suhu kamar, kemudian disimpan pada suhu 4˚C. Biji kefir kering ini dapat dipertahankan aktivitasnya lebih dari satu tahun.
       Susu yang digunakan adalah susu yang telah melalui tahap pasteurisasi.Menurut Farnworth (2003), fermentasi susu menjadi kefir menghasilkan senyawa metabolit yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu eksopolisakarida dan peptida bioaktif. Kedua senyawa tersebut akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh. Polisakarida yang terbentuk pada kefir juga berperan sebagai antitumor. Komponen antibakteri juga dihasilkan selama fermentasi kefir seperti asam organik (asam laktat dan asetat), karbondioksida, hidrogen peroksida, etanol, diacetil, dan peptida (bakteriosin) yang tidak hanya berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk selama pengolahan dan penyimpanan makanan, tetapi dapat pula digunakan untuk pencegahan beberapa gangguan pencernaan dan infeksi.
       Proses pasteurisasi  pada susu adalah suatu proses pemanasan pada suhu di bawah 1000C dalam jangka waktu tertentu yang dapat mematikan mikroba patogen yang ada dalam susu. Proses pasteurisasi susu dikenal dengan 2 metode, yaitu LTLT (Low Temperature Long Time) dan HTST (High Temperature Short Time) (Luthfianto, 2013). Pasteurisasi LTLT artinya, produk dipanaskan pada suhu 63 oC selama 30 menit. Sedangkan pasteurisasi HTST adalah memanaskan produk dalam kemasan pada 72 oC selama 16 detik, setelah itu produk yang sudah dikemas didinginkan hingga 4 oC. Produk yang telah melalui proses pasteurisasi dapat bertahan selama 12 sampai 16 hari dari tanggal atau hari pemrosesan, jika disimpan pada suhu yang ideal, yaitu 3oC – 6 oC. Karenanya, produk yang telah melaui proses pasteurisasi harus disimpan dalam lemari es. Sebagai catatan, umur simpan selama itu (sampai 16 hari) hanya untuk produk yang telah melaui proses pasteurisasi yang belum dibuka. Setelah kemasan dibuka, maka harus segera dihabiskan. Pasteurisasi efektif membunuh bakteri-bakteri yang berpotensi patogenik. Namun proses ini ternyata tidak dapat mematikan sporanya, terutama spora bakteri yang bersifat termoresisten alias tahan terhadap suhu tinggi.
       Susu yang biasa digunakan dalam pembuatan kefir adalah susu sapi karena produksinya yang melimpah di peternakan serta berbagai faktor lain yang mempengaruhi. Sawitri (2011) mengungkapkan sebenarnya susu kambing dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kefir tetapi mempunyai beberapa kekurangan karena kandungan laktosa dalam susu kambing lebih sedikit dibandingkan susu sapi serta mengandung asam lemak jenuh 64,36 persen. Sawitri juga menambahkan bahwa susu kambing juga memiliki kelebihan dibandingkan susu sapi yaitu susu kambing lebih cepatterdispersi dan campurannya lebihhomogen serta mudah dicerna karenamolekul butiran lemaknya lebih kecilyaitu 3,49 mm sedangkan susu sapi4,55 mm dan terdiri dari asam lemakberantai pendek dan sedang, tidakmengandung β - laktoglobulin yaitupenyebab terjadinya alergi yang sering ditimbulkan oleh susu sapi. Susu kerbau menurut Sunarlim (2009) bisa digunakan untuk bahan baku susu fermentasi serta kandungan protein dan lemaknya lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Akan tetapi susu kerbau masih kurang populer karena terbatasnya populasi ternak yang dapat diperah dan produksi susunya yang hanya sekitar ½ - 1 l/individu. Komposisi susu kambing, susu domba, susu kerbau, susu sapi dan susu Ibu (ASI) menurut Sunarlim (2009) adalah sebagai berikut
Komposisi
Susu/milk
ASI / maternal milk
Sapi / cows
Kambing / goats
Domba / shaeps
Kerbau / buffalo
%
Air / water
88,3
87,2
83-87,5
-
73,8
Protein / protein
1,0
3,3
3,3-4,9
5,8
6,3
Lemak / fat
4,4
3,7
4,0-7,3
6,7
12,0

      Susu yang telah dipasteurisasi didinginkan (22 – 23˚C) dan ditambahkan biji kefir, diinkubasi pada suhu 22 – 230C selama kurang lebih 20 jam atau pada suhu kurang dari 100C selama 1 – 3 hari. Proses inkubasi lebih baik dilakukan dilakukan dalam suhu dibawah 100C karena menurut Kosikowski (1982) menyatakan penyimpanan pada suhu 40C dapat membuat body dan tekstur kefir lebih stabil. Brewer (1994) menyatakan lama simpan kefir pada suhu rendah sekitar 10 hari,jika berlebih maka kualitasnya akan menurun.Pada akhir fermentasi produk mengandung alkohol 0,5 – 1,0 % dan asam laktat 0,9 – 1,1 % dan gas CO2. Biji kefir dipisahkan dari produk, dicuci dan dipersiapkan untuk produksi selanjutnya. Untuk meningkatkan stabilitas maka kefir didinginkan pada suhu 5 ˚C selama beberapa jam untuk pematangan sehingga diperoleh kefir yang baik mutunya.Berbagai hal yang perlu diperhatikan saat menangani biji kefir adalah sebagai berikut :
1. Sebelum membuat kefir, semua peralatan yang digunakan termasuk tangan harus dalam keadaan bersih.
2. Susu yang digunakan sebaiknya susu (kambing atau sapi) segar atau susu pasteurisasi. Penggunaan susu yang telah disterilkan (susu UHT) tidah dianjurkan.
3. Biji kefir tidak boleh dibiarkan dalam susu lebih dari 10-14 hari pada temperatur ruang.
4. Biji kefir tidak boleh dicuci dengan air panas, karena mikroorgansime dapat mati.
5. Tempat berlangsungnya fermentasi sebaiknya tidak berdekatan dengan sumber panas.
6. Biji kefir tidak boleh terkontaminasi oleh bahan yang bisa merusaknya, seperti pemutih atau detergen.
7. Proses penyaringan kefir harus dilakukan dengan hati-hati. Penyaringan jangan dilakukan di atas wastefel langsung, karena biji kefir dapat ikut dan terbuang. Gunakan wadah mangkuk untuk menampung gumpalan kefir sambil teliti dan pisahkan biji kefirnya.
8. Bila tidak sedang digunakan untuk membuat kefir, biji kefir dapat “ditidurkan” (kondisi dorman) dengan dimasukan dalam susu segar dan disimpan dalam lemari pendingin.
 Kefir yang telah diinkubasi pada akhirnya akan terjadi pemisahan bagian antara biji kefir / grains kefir, bagian pekat / kefir prima dan bagian bening / kefir bening. Menurut Stepaniak (2002) kefir mempunyai dua wujud, bewarna putih keruh dan yang bening. Algae kristal yang berwarna putih keruh digunakan pada fermentasi kefir susu, sedangkan algae kristal yang bening adalah algae kristal yang digunakan pada fermentasi air. Biji kefir terkumpul di bagian permukaan dari kefir dan berwujud butiran berwarna kuning. Biji kefir tersebut bisa digunakan lagi untuk pembuatan kefir.  Bagian pekat / kefir prima terletak di bawah grains kefir dan diatas kefir bening. Ciri khas dari kefir prima adalah cairannya berwarna putih dan cukup kental. Kefir prima mempunyai fungsi untuk penanggulangan masalah pencernaan, menjaga fungsi liver, diet standard penderita diabetes, dan peningkatan kebugaran. Lapisan kefir yang paling bawah adalah kefir bening dengan ciri warna yang lebih bening dibandingkan kefir prima. Kefir bening terbuat dari whey / hasil sampingan dari susu yang terbentuk pada saat proses pembuatan kefir. Kefir bening bisa digunakan untuk obat diabetes dan minuman isotonik.Pemisahan whey atau synerisis tidak dikehendaki dalam pembuatan yogurt (susu fermentasi) karena dapat menyebabkan koagulan (curd) yang terbentuk tidak stabil atau mudah rusak. Syneresis dapat terjadi karena tingginya suhu penyimpanan, rendah-nya total solid dalam susu, ada getaran selama transportasi atau selama penyimpanan (Zakaria,2009).
        Selain memiliki banyak kelebihan kefir juga mempunyai sedikit kekurangan. Kekurangannya seperti banyak orang yang tidak terlalu suka rasa asam. Rasa asam menurut Murti (2007) pada proses fermentasi terjadi hidrolisis laktosa menjadiglukosa dan galaktosa secara teori akan memunculkan kemanisan susu fermentasi yang lebih tinggikhususnya pada awal inkubasi. Selanjutnya diikutisecara dominan kemunculan rasa asam dari prosesglikolisis glukosa atau galaktosa dan kemudian dalampersepsi rasa tempatnya akan digantikan oleh cita rasaasam yang muncul pada jam inkubasi kemudian. Selain itu karena kefir merupakan salah satu produk olahan dari susu, tidak semua orang dapat menikmati susu. Menurut  Widodo (2002) susu dapat menyebabkan terjadinya intolerance, baik berupa lactose intolerancemaupun protein intolerance. Lactose intolerance adalah suatu keadaan tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah enzim laktase di dalam tubuh seseorang. Enzim laktase berfungsi mengurai gula laktosa menjadi gula-gula yang lebih sederhana seperti glukosa dan galaktosa. Sementara protein intolerance adalah keadaan ketika seseorang mengalami alergi.

2.2  Aplikasi Khusus
        Produk minuman kefir sangat jarang diketahui oleh masyarakat luas di Indonesia karena kurangnya promosi produk kefir. Selama ini yang gencar dipromosikan di media masa adalah minuman probiotik seperti Yakult dan yoghurt. Sebenarnya kefir merupakan salah satu produk probiotik. Aplikasi kefir sendiri di dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai produk berbentuk minuman. Proses pembuatan kefir sebenarnya sangat mudah, cukup dengan mendiamkan susu yang telah ditambah dengan biji kefir selama 20-24 jam.
        Kefir menurut Ardiansyah (2005), dimasukan dalam kelompok makanan fungisional dan probiotik. Pengertian pangan fungisonal menurut Codex FAO, adalah makanan yang dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang berdampak positif secara psikologis dan atau menurunkan resiko penyakit kronis, di luar  fungsi gizi inti dalam makanan tersebut. Pengertian probiotik sendiri menurut Codex adalah mikroorganisme hidup yang tercatat dalam jumlah yang cukup dan memberikan nilai yang positif bagi kesehatan dalam tubuh.Sedangkan kefir adalah suatu kultur dengan stater berupa biji kefir yang terdiri atas mikroorganisme seperti Lactobacillus kefiri dan spesies lain, seperti Leuconostoc, Lactococcus dan Acetobacter yang hidup serta memiliki kaitan erat yang khusus. Kefir, di dalamnya terdapat kontribusi kelompok ragi atau yeast, yang memfermentasi laktosa (Saccharomyces unisporus, Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces exigus).
        Kefir lebih nikmat bila diminum dalam keadaan dingin. Selain kaya manfaat, pembuatan susu menjadi kefir merupakan salah satu cara mengawetkan susu agar tidak cepat rusak. Kefir juga dapat diaplikasikan sebagai obat karena khasiatnya yang nyata dalam mengobati penyakit seperti penyakit di pencernaan, diabetes, hipertensi dan masih banyak lagi penyakit yang dapat disembuhkan setelah mengkonsumsi kefir. Kefir juga dapat dinikmati dengan berbagai rasa. Kefir yang dijual di berbagai tempat terkadang dicampur dengan rasa buah agar rasa kefir lebih enak dikarenakan beberapa orang kurang terlalu rasa asli kefir yang asam.











III. KESIMPULAN

        Kefir adalah minuman hasil fermentasi dari susu. Cara pembuatan kefir cukup mudah, yaitu susu yang telah dipasteurisasi diberi biji kefir diinkubasi selama 1-3 hari sampai terjadi perlapisan pada kefir. Lapisan yang terbentuk pada akhir inkubasi kefir yaitu lapisan biji kefir di bagian paling atas, kefir prima yang terletak di bawah lapisan biji kefir dengan ciri khas cairan berwarna putih dan kental, serta lapisan paling bawah yaitu kefir bening dengan karakteristik lebih encer dan lebih bening dari lapisan di atasnya.
       Kefir juga dapat diaplikasikan sebagai obat karena khasiatnya yang nyata dalam mengobati penyakit seperti penyakit di pencernaan, diabetes, hipertensi dan masih banyak lagi penyakit yang dapat disembuhkan setelah mengkonsumsi kefir.. Saat ini kefir masih kurang populer di kalangan masyarakat luas. Penyebab kefir kurang populer di masyarakat adalah kurangnya pengetahuan tentang kefir di masyarakat dan kurangnya promosi produk olahan kefir. Bisa dibandingkan dengan produk yang gencar promosinya seperti yoghurt atau minuman probiotik seperti Yakult. Berbagai daerah juga masih kesulitan mendapatkan biji kefir sehingga masyarakat harus membeli biji kefir dari tempat yang lumayan jauh. Masalah ketersedian biji kefir mulai bisa teratasi karena saat ini di berbagai kota mulai dibuka gerai-gerai khusus yang menyediakan biji kefir.









DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2005. Daun Beluntas sebagai Bahan Antibakteri dan Antioksidan. Artikel IPTEK – Bidang Biologi, Pangan dan Kesehatan.

Famworth dalam Rosiana, Ema. 2013. “Kadar Asam Laktat dan Derajat Asam Kefir Susu Kambing yang Difermentasi dengan Penambahan Gula dan Lama Inkubasi yang Berbeda” Jurnal Medika Veterinaria, Vol. 7, No. 2.

Kosikwoski dan Brewer dalam Sawitri, Manik Eirry. 2012. “Kajian Konsentrasi Kefir Grain dan Lama Simpan dalam Refrigerator Terhadap Kualitas Kimiawi Kefir Rendah Lemak”. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. 21, No. 01:24-30.

Kosikwoski dalam Sawitri, M.E. 2011. “Kajian Penggunaan Ekstrak Susu Kedelai Terhadap Kualitas Kefir Susu Kambing”. Jurnal Ternak Tropika, Vol. 12, No. 1: 15-21.

Kustiawan, Erfan. Hari Purnomo dan Lilik Eka Radiati. 2010 “Pengaruh Pemanasan Dan Lama Penyimpanan Pasca Fermentasi Terhadap Konsentrasi Laktoferin Susu Kambing Dan Kefir”. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Vol. 5, No. 2: 1-8.

Luthfianto, Akbar Kresnamargi. R. Singgih Sugeng Santosa dan Triana Setyawardani. 2013. “Pengaruh Penambahan Level Ekstrak Jagung Manis (Zea mays saccharata) Pada Pembuatan Susu Pasteurisasi Terhadap Kadar Beta Karoten Dan Kesukaan”. Jurnal Ilmiah Peternakan, Vol. 1, No. 2: 634-638.

Stepaniak dalam Lidia, Lina dan Neneng Sugiharti.  2013. “Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi Kefir Air pada Berbagai Suhu dan Kerapatan Fermentasi”.  BIMGI, Vol 2, No. 1: 9-18.

Sunarlim, Roswita. 2009. “Protein Lactobacillus, sp Asal Dari Dadih Sebagai Starter Pada Pembuatan Susu Fermentasi Khas Indonesia”. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, Vol. 5: 69-76.

Usmiwati dalam Agustina, Linda. Triana Setyawardani dan Triana Yuni Astuti. 2013. “Penggunaan Starter Biji Kefir Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Pada Susu Sapi Terhadap pH Dan Kadar Asam Laktat”. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol. 1, No. 1: 254-259.

Widodo, Wahyu. 2002. “Bioteknologi fermentasi Susu”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Zakaria, Yusdar. 2009. “Pengaruh Jenis Susu dan Persentase Starter  Yang Berbeda Terhadap Kualitas Kefir”. Agripet, Vol. 9, No. 1: 26-30.
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "MAKALAH DISKUSI KEFIR"