BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kambing
merupakan hewan ruminansia yang banyak diternakkan oleh masyarakat indonesia.
Agar kambing memiliki produktivitas yang baik, diperlukan kandang yang baik
pula. Ada dua macam kandang yang biasa digunakan masyarakat Indonesia yaitu
kandang panggung dan kandang lantai tanah dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
Melihat latar belakang tersebut penulis menjadi tertarik untuk menulis makalah
dengan topik “Kandang Kambing” .
Sementara judul dari makalah ini yaitu “Kandang Kambing
yang Baik untuk Kambing yang Sehat”
1.2 Tujuan
1.2.1
Mampu
menentukan lokasi pembuatan kandang yang tepat dari berbagai aspek
1.2.2
Mengetahui
model kandang kambing yang biasa digunakan masyarakat
1.2.3
Mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model kandang
1.2.4
Mengetahui
konstruksi dari kandang tersebut
1.3 Metode
1.3.1
Melakukan
pengamatan langsung di masyarakat
1.3.2
Menggali
informasi dari berbagai pustaka seperti buku dan jurnal
BAB 2 PEMBAHASAN
Menentukan
lokasi pembuatan kandang
Sebelum
membuat kandang, peternak harus menentukan terlebih dahulu lokasi untuk membuat
kandang. Lokasi peternakan kambing perlu memperhatikan dan mempertimbangkan
faktor lingkungan, sumber daya alam, faktor sosial, faktor ekonomis, dan faktor
hukum yang mendukung pembudayaan kambing itu sendiri. Faktor – faktor tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak bisa terpisahkan. Jika ada salah
satu faktor yang terabaikan maka dapat menyebabkan terhambatnya kelangsungan
proses produksi yang dapat merugikan usaha peternakan.
Keadaan
lingkungan dan ketersediaan sumber daya alam yang mendukung usaha peternakan
kambing adalah yang berada di lokasi yang luas, udaranya segar, bisa di tempat
terbuka ataupun terlindung pepohonan, namun tidak berada di bawah pohon yang
besar dan rindang karena akan menghalangi sinar matahari yang masuk ke kandang.
Sinar matahari sendiri berfungsi untuk membunuh parasit dan kuman penyakit,
sebagai penghangat, sumber pembentukan vitamin D, mengeringkan kandang yang
basah akibat kotoran atau urine dari kambing. Jika sinar matahari terhalang
maka kandang menjadi lembab dan mengakibatkan organisme pengganggu dan parasit
tumbuh subur. Selain itu kandang juga harus berada dalam lingkungan yang tenang
atau tidak ramai karena jika berada di lingkungan yang ramai ternak bisa
mengalami stress sehingga menurunkan produktivitas.
Ketersediaan
sumber daya alam di sekitar kandang seperti pakan alami dan limbah pertanian
merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.
Biaya yang dikeluarkan peternak untuk masalah pakan bisa ditekan karena pasokan
pakan sudah tersedia di lingkungan sekitar. Sebagai perbandingan jika
peternakan terletak di daerah yang tandus, rumput dan hijauan pakan lainnya
tidak bisa tumbuh subur sehingga peternak perlu mencari pakan di tempat lain
yang sudah pasti akan membutuhkan tenaga dan biaya yang lebih besar. Selain itu
lokasi peternakan harus memiliki sumber air yang cukup.
Faktor
sosial merupakan faktor penting yang harus diperhatikan meski bukan bagian
proses produksi secara langsung. Pendirian kandang dan peternakan yang
mengabaikan faktor sosial bisa mendatangkan protes dari masyarakat sekitar
karena kotoran ternak berbau menyengat dan limbah peternakan dapat mencemari
air di sekitar lokasi peternakan. Oleh karena itu, untu peternakan terutama
dalam skala menengah ke atas disarankan memilih lokasi yang jauh dari pemukiman
penduduk. Namun, bila usaha peternakan berskala kecil dan dikelola dengan baik
lokasi di sekitar poemukiman masih bisa dilakukan terutama di lingkungan
pedesaan yang tidak terlalu padat penduduknya.
Faktor
ekonomi merupakan faktor yang berkaitan dengan pemasaran dan ketersediaan
pakan. Lokasi yang jauh dari pusat pemasaran kurang menguntungkan bagi
peternak karena akan menambah beban
biaya pengangkutan sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi lebih kecil bisa
dibandingkan dengan peternakan yang dekat dengan pusat pemasaran. Demikian pula
untuk masalah ketersediaan pakan, seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
peternakan yang jauh dari pusat pakan dapat menyebabkan bertambahnya biaya
produksi. Oleh karena itu dari segi ekonomi, peternakan yang baik berada tidak
jauh dari pusat pemasaran dan pusat pakan.
Pendirian
kandang dan usaha peternakan juga harus memperhatikan hukum yang berlaku di
daerah tersebut. Lokasi yang ditetapkan harus sesuai dengan aturan yang berlaku
dan jika aturan itu dilanggar dapat menimbulkan masalah hukum. Dengan
memperhatikan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah
setempat, usaha ternak kambing dapat terjamin kelangsungannya karena dari segi
hukum sudah sesuai dengan prosedur.
Perkandangan
Menurut
Cahyono (2008) kandang mempunyai fungsi yang sangat vital antara lain sebagai
berikut:
1. Melindungi ternak dari hewan pemangsa, misalnya harimau,
anjing liar, srigala, dan sebagainya.
2. Melindungi ternak dari panasnya sinar matahari, hujan,
udara yang dingin, dan angin kencang.
3. Mencegah ternak piaraan tidak merusak tanaman lain di
sekitarnya.
4. Membuat ternak piaraan dapat tidur dan istirahat dengan
tenang.
5. Membuat ternak piaraan dapat kawin dan beranak dengan
baik.
6. Menampung kotoran sehingga mudah dibersihkan dan
dikumpulkan untuk pupuk pertanian.
7. Memudahkan pemeliharaan sehari – hari, misalnya pemberian
pakan, minum, pengawasan terhadap penyakit, dan seleksi.
Menurut Rianto
(2004) ada beberapa peryaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang,
yaitu:
1. Kandang hendaknya dibuat dari bahan yang murah tetapi
kuat, serta mudah didapatkan dari daerah sekitar.
2. Pertukaran udara di dalam kandang dapat berlangsung
dengan baik.
3. Sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang.
4. Kandang mudah dibersihkan.
5. Kandang terletak jauh dari tempat tinggal.
6. Lingkungan kandang bersih dan kering.
7. Tidak banyak dilewati lalu lintas umum.
Selain hal-hal yang telah diungkapkan oleh Rianto ada
beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang yaitu letak
kandang harus lebih tinggi daripada lingkungan di sekitarnya, terlindung dari
angin langsung terutama angin yang dingin karena dapat menyebabkan penyakit
pneumonia dan kandang berada di tempat yang mudah membuat selokan agar pada
waktu hujan air dapat mengalir serta tidak menggenang di sekitar kandang.
Model
Kandang
Kandang ternak
kambing ada dua model yaitu model lantai (lemprak) dan model panggung
(berkolong). Kolong di bawah kandang pada model panggung digunakan untuk
menampung kotoran dan air kencing ternak. Pada kandang model lantai tidak ada
tempat khusus untuk menampung kotoran, kotoran dan urine yang dihasilkan ternak
langsung jatuh di lantai sehingga harus sering dibersihkan agar tetap bersih
dan tidak menimbulkan penyakit. Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
model kandang adalah sebagai berikut:
a.
Kandang
lantai tanah (lemprak)
Kelebihannya:
- Ongkos pembuatannya murah karena konstruksinya lebih sederhana
- Resiko kecelakaan pada ternak lebih kecil daripada kandang panggung
Kelemahannya:
- Tidak terdapat penampungan kotoran dan air kencing secara khusus sehingga kebersihan kandang menjadi kurang terjamin. Dengan dimikian kandang harus lebih sering dibersihkan.
- Lantai kandang menjadi becek dan lembab sehingga mendorong pertumbuhan kuman-kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat merugikan ternak yang dipelihara.
- Kesehatan ternak menjadi kurang terjamin karena lebih mudah terserang penyakit.
b.
Kandang
panggung
Kelebihannya:
- Kotoran dan air kencing ternak jatuh ke tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga kebersihan kandang terjamin.
- Lantai kandang tidak becek sehingga kelembaban yang tinggi di dalam kandang dapat dihindari.
- Lantai kandang lebih kering sehingga kuman-kuman penyakit, cendawan, dan parasit dapat ditekan pertumbuhannya.
- Ternak dapat terhindar dari gangguan binatang buas.
- Aman terhadap kemungkinan banjir mendadak.
1.
Ongkos
pembangunan kandang mahal
2.
Resiko
kecelakaan, misalnya kambing terperosok karena lantai yang lapuk.
3. Kandang
memikul beban yang berat sehingga apabila pembuatannya kurang kuat dapat
menimbulkan kecelakaan.
Melihat kelebihan
dan kekurangan tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
(2007) menyatakan bahwa model kandang yang dianjurkan adalah kandang panggung,
selain lebih menjamin kesehatan kandang panggung memungkinkan kondisi
lingkungan lebih bersih.
Konstruksi
kandang
Kandang merupakan
tempat ternak untuk tumbuh dan berkembang sehingga diperlukan konstruksi
kandang yang benar. Konstruksi kandang kambing meliputi:
1. Atap kandang
Atap kandang berfungsi sebagai pelindung ternak dari
panas matahari, hujan, dan udara dingin di waktu malam hari. Bahan atap yang
dapat digunakan adalah daun rumbia, alang-alang, seng, asbes atau genteng.
Menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (2007) penggunaan
genteng lebih baik karena sirkulasi udara lebih terjamin. Hal serupa
diungkapkan oleh Cahyono (1998) bahan yang paling baik adalah dari bahan
genteng dan asbes karena bahan ini tidak menimbulkan panas dalam kandang dan
tahan lama. Cahyono menambahkan kelemahan dari penggunaan bahan atap yang lain
seperti daun rumbia dan alang-alang mudah terbakar, mudah rusak, seringkali
bocor, dan tidak tahan lama. Sedangkan atap dari seng dapat menyebabkan suhu
dalam kandang menjadi sangat panas dan ketika hujan menimbulkan suara gasuh yang
dapat menyebabkan ternak stress.
2. Dinding kandang
Dinding kandang berguna untuk membentengi ternak agar
tidak lepas, menahan angin, dan menahan suhu udara agar tetap nyaman. Dinding
kandang dapat dibuat dari papan, bilah bambu maupun anyaman bambu. Dinding
rapat setinggi ternak agar ternak tidak terkena terpaan angin secara langsung
sedangkan bagian yang lain diberi celah untuk sirkulasi udara. Di bagian depan
kandang dibuat tempat pakan dan dinding diberi celah sekitar 20 – 30 cm agar
kepala kambing bisa keluar untuk mengambil pakan yang tersedia di tempat
pakan..
3. Lantai
Lantai kandang berfungsi sebagai alas ternak, tempat
berpijak, tempat berbaring, dan tempat beristirahat. Pada kandang model lantai
tanah (lemprak) lantai dibuat sedikit miring agar air kencing mudah mengalir ke luar sehingga
kandang tidak tergenang dan tidak becek. Sedangkan pada kandang model panggung
menggunakan model lantai berlubang. Jarak antar bilah jangan terlalu rapat agar
kotoran bisa jatuh ke tempat penampungan, namun juga jangan terlalu renggang
agar kaki ternak (kambing) tidak terperosok dan terjepit di celah lantai yang
dapat menyebabkan luka pada kaki.
4. Kerangka
Kerangka kandang berfungsi membentuk bangunan kandang
secara utuh. Kerangka dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu. Kerangka kandang
harus dibuat menggunakan bahan yang kuat dan tahan lama.
5. Ruang kandang
Ruang kandang adalah tempat dimana ternak dapat leluasa
bergerak dan berbaring. Untuk menghindari persaingan yang tidak seimbang,
kambing perlu dipisaj menurut umur dan jenis kelaminnya, misalnya: kandang
betina bunting, menyusui dara, cempe (anak kambing) lepas sapih, pejantan dan
lain-lain. Menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (2007)
ukuran ruang kandang yang ideal adalah sebagai berikut:
No.
|
Status Fisiologis Ternak
|
Umur (Bulan)
|
Ukuran (ekor/cm2 )
|
1.
|
Jantan dewasa
|
> 12
|
100 cm x 120 cm
|
2.
|
Betina dewasa
|
> 12
|
100 cm x 100 cm
|
3.
|
Induk menyusui + jumlah anak (0-3 bln/ekor)
|
> 12
|
100 cm x 100 cm + (jumlah anak x 50 cm x 100 cm)
|
4.
|
Anak sapihan
|
3 - 7
|
50 cm x 100 cm
|
5.
|
Jantan/betina muda
|
7 - 12
|
75 cm x 100 cm
|
6.
|
Jantan bakalan untuk penggemukan
|
± 12
|
50 cm x 120 cm
|
Catatan:
·
Ukuran
kandang menyesuaikan jumlah ternak yang dipelihara berdasarkan status
fisiologis.
·
Bila
memungkinkan kandang pembibitan sebaiknya dibuatkan halaman berpagar untuk
penggembalaan.
6. Kolong kandang
Kolong kandang berfungsi menampung kotoran, air kencing
dan sampah yang jatuh dari lantai kandang. tanah dasar kolong kandang digali
sedalam 40 – 50 cm agar kotoran yang telah jatuh tidak tercecer ke luar. Tanah
bekas galian di sekitar lubang ditata sedemikian rupa agar saat hujan air tidak
masuk dan menggenang di kolong kandang.
7. Posisi kandang
Kandang diposisikan agar mendapatkan cukup sinar matahari
pagi secara langsung dan menghindari teriknya matahari di waktu siang. Posisi
yang disarankan menghadap arah timur dan membujur atau memanjang dari arah
timur ke barat. Dengan demikian sinar matahari bisa digunakan sebagai
desinfektan (pembunuh kuman).
8. Lubang ventilasi
Lubang ventilasi berfungsi untuk keluar masuknya udara
dalam kandang sehingga dapat terjadi proses pertukaran udara kotor (CO2)
di dalam kandang yang dapat digantikan dengan udara bersih (O2).
Selain itu lubang ventilasi juga berfungsi untu kemngurangi kelembaban dan
pengap di dalam kandang yang disebabkan oleh penguapan kotoran, air kencing,
dan pernafasan ternak itu sendiri.
BAB 3 KESIMPULAN
Sebelum membuat
sebuah kandang, kita harus bisa menentukan lokasi yang tepat dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan faktor lingkungan, sumber daya alam, faktor
sosial, faktor ekonomis, dan faktor hukum yang mendukung pembudayaan kambing
itu sendiri. Faktor – faktor tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dan
tidak bisa terpisahkan. Jika ada salah satu faktor yang terabaikan maka dapat
menyebabkan terhambatnya kelangsungan proses produksi yang dapat merugikan
usaha peternakan.
Setelah lokasi yang
tepat ditentukan kandang bisa dibuat. Ada dua model kandang kambing yang biasa
digunakan yaitu kandang model lantai dan kandang model panggung, namun lebih
disarankan menggunakan model panggung karena selain lebih menjamin kesehatan
kandang panggung memungkinkan kondisi lingkungan lebih bersih. Selain itu
kandang yang dibangun juga harus memiliki konstruksi yang benar. Konstruksi
kandang kambing tersebut meliputi atap, dinding, lantai, kerangka, ruang
kandang, kolong kandang, posisi kandang, dan lubang ventilasi. Posisi kandang
diperhatikan dalam konstruksi agar sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam
kandang dan berfungsi sebagai pembunuh kuman.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiharto,
Bambang dan Ernawati. 2007. Kandang
Panggung Ternak Kambing/Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Tengah: Ungaran
Cahyono,
Bambang. 1998. Beternak Domba dan
Kambing, Cara Meningkatkan Bobot dan Analisis Kelayakan Usaha. Kanisius:
Yogyakarta
Rianto,
Edy. 2004. Kandang Kambing. Bahan
penyuluhan disampaikan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat di Kel. Beji,
Kec. Ungaran, Kab. Semarang 5-6 September 2004. Universitas Diponegoro:
Semarang
1 Komentar untuk "Makalah Tentang Kandang Kambing"
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan Methyl testosteron untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro